Jumat, 15 Mei 2009

SEKSUALITAS IKAN

TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH BIOLOGI PERIKANAN

MAKALAH

SEKSUALITAS IKAN

Disusun Oleh :
Dedy Tri Prasetya 0610850019
Rangga Wijaya 0610850062
Yuli Suprihatin 0710810001


MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009


PENDAHULUAN

Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisme. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan reproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan alam. Ingat rantai makanan? Bayangkanlah salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang proses alam ini. Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem,atau bahkan peradaban.
Ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air. cara reproduksi ini dikenal sebagai oviparus, yaitu telur dibuahi dan berkembang di luar tubuh ikan.
Pada prinsipnya, seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina. Begitu pula seksualitas pada ikan, yang dikatakan ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Suatu populasi terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya, maka populasi tersebut disebut populasi heteroseksual, bila populai tersebut terdiri dari ikan-ikan betina saja maka disebut monoseksual. Namun, penentuan seksualitas ikan disuatu perairan harus berhati-hati karena secara keseluruhan terdapat bermacam-macam seksualitas ikan mulai dari hermaprodit sinkroni, protandri, protogini, hingga gonokorisme yang berdiferensiasi maupun yang tidak.
Ikan terkenal sebagai mahluk yang mempunyai potensi fekunditas yang tinggi dimana kebanyakan jenis ikan yang merupakan penghasil telur beribu-ribu bahkan berjuta-juta tiap tahun. Apabila alam tidak mengaturnya maka dunia akan sangat padat dengan ikan.



METODE


2.1. Sifat Penulisan
Makalah ini bersifat kajian pustaka yang menjelaskan tentang seksualitas pada ikan. Dalam paparan ini juga dijelaskan bagaimana konsep seksualitas yang terdapat pada ikan.

2.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi pustaka berdasarkan permasalahan. Studi pustaka diperoleh dari informasi non digital yaitu informasi-informasi melalui internet dan buku-buku yang bersangkutan dengan permasalahan yang sedang dikaji.






POKOK BAHASAN


3.1 Hermaproditisme
Ikan hermaprodit mempunyai baik jaringan ovarium maupun jaringan testis yang sering dijumpai dalam beberapa famili ikan. Kedua jaringan tersebut terdapat dalam satu organ dan letaknya seperti letak gonad yang terdapat pada individu normal.

3.2 Gonokhorisme
Yakni kondisi seksual berganda dimana pada ikan fase juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan dan betinanya.

3.3 Sifat Seksual Primer Dan Sekunder
Sifat seksual primer pada ikan tandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina.

PEMBAHASAN


Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma dan ikan betina ialah ikan mempunyai organ penghasil telur. Bila dalam suatu populasi terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya, maka populasi yang terdiri dari ikan betina saja dan populasi yang demikian dinamakan populasi monoseksual (uniseksual). Tetapi dalam menentukan sex ikan spesies tertentu dari suatu perairan hendaknya berhati- hati karena pada ikan secara keseluruhan terdapat macam-macam seksualitas mulai dari hermaprodit sinkroni, protandri, protogini sampai ke gonokhorisme yang berdiferensiasi maupun yang tidak berdiferensiasi.

4.1 Hermaproditisme
Ikan hermaprodit mempunyai baik jaringan ovarium maupun jaringan testis yang sering dijumpai dalam beberapa famili ikan. Kedua jaringan tersebut terdapat dalam satu organ dan letaknya seperti letak gonad yang terdapat pada individu normal. Pada umumnya, ikan hermaprodit hanya satu sex saja yang berfungsi pada suatu saat, meskipun ada beberapa spesies yang bersifat hemaprodit sinkroni. Berdasarkan perkembangan ovarium dan atau testis yang terdapat dalam satu individu dapat menentukan jenis hermaproditismenya.
a. Hermaprodit sinkron/simultaneous.
Dalam gonad individu terdapat sel kelamin betina dan sel kelamin jantan yang dapat masak bersama-sama dan siap untuk dikeluarkan. Ikan hermaprodit jenis ini ada yang dapat mengadakan pembuahan sendiri dengan mengeluarkan telur terlebih dahulu kemudian dibuahi oleh sperma dari individu yang sama, ada juga yang tidak dapat mengadakan pembuahan sendiri. Ikan ini dalam satu kali pemijahan dapat berlaku sebagai jantan dengan mengeluarkan sperma untuk membuahi telur dari ikan yang lain, dapat pula berlaku sebagai betina dengan mengeluarkan telur yang akan dibuahi sperma dari individu lain. Di alam atau akuarium yang berisi dua ekor atau lebih ikan ini, dapat menjadi pasangan untuk berpijah. Ikan yang berfase betina mempunyai tanda warna yang bergaris vertikal, sesudah berpijah hilang warnanya dan berubah menjadi ikan jantan. Contoh ikan hermaprodit sinkroni yaitu ikan-ikan dari Famili Serranidae. Ikan yang tidak mengadakan pembuahan sendiri, dalam satu kali pemijahan ia dapat berlaku sebagai ikan jantan dan dapat pula sebagai ikan betina. Contoh Serranus cabrilla dan Hepatus hepatus serta Serranus subligerius
Serranus cabrilla

b. Hermaprodit protandrous.
Ikan ini mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina. Ketika ikan masih muda gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah testis, tetapi jaringan testis mengisi sebagian besar gonad pada bagian lateroventral. Setelah jaringan testisnya berfungsi dan dapat mengeluarkan sperma, terjadi masa transisi yaitu ovariumnya membesar dan testis mengkerut. Pada ikan yang sudah tua, testis sudah tereduksi sekali sehingga sebagian besar dari gonad diisi oleh jaringan ovarium yang berfungsi, sehingga ikan berubah menjadi fase betina. Contoh ikan yang termasuk H. Protandri : Lates carcariver, Sparus auratus, Sargus anularis, Pagellus centrodontus, dan Pagellus mormyrus.


c. Hermaprodit protoginynous.
Keadaan yang sebaliknya dengan hermaprodit protandri. Proses diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betina ke fase jantan. Pada beberapa ikan yang termasuk golongan ini sering terjadi sesudah satu kali pemijahan, jaringan ovariumnya mengkerut kemudian jaringan testisnya berkembang. Salah satu spesies ikan di Indonesia yang sudah dikenal termasuk ke dalam golongan hermaprodit protogini ialah ikan belut sawah (Monopterus albus) dan ikan kerapu Lumpur (Epinephelus tauvina). Ikan ini memulai siklus reproduksinya sebagai ikan betina yang berfungsi, kemudian berubah menjadi ikan jantan yang berfungsi. Urutan daur hidupnya yaitu : masa juvenile yang hermaprodit, masa betina yang berfungsi, masa intersek dan masa terakhir masa jantan yang berfungsi. Pada ikan-ikan yang termasuk ke dalam Famili Labridae, misalnya Halichieres sp. terdapat dua macam jantan yang berbeda. Ikan jantan pertama terlihatnya seperti betina tetapi tetap jantan selama hidupnya, sedangkan jantan yang kedua ialah jantan yang berasal dari perubahan ikan betina. Pada ikan-ikan yang mempunyai dua fase dalam satu siklus hidupnya, pada tiap-tiap fasenya sering didapatkan ada perbedaan baik dalam morfologi maupun warnanya. Keadaan demikian menyebabkan terjadinya kesalahan dalam mendeterminasi ikan itu menjadi dua nama, yang sebenarnya spesies ikan itu sama. Misalnya pada ikan Larbus ossifagus ada dua individu yang berwarna merah dan ada yang berwarna biru. Ternyata ikan yang berwarna merah adalah ikan betina, sedangkan yang berwarna biru adalah ikan jantan.



Hermaprodit protandri dan hermaprodit protogini sering disebut hermaprodit beriring. Pada waktu ikan itu masih muda mempunyai gonad yang berorganisasi dua macam seks, dimana terdapat jaringan testes dan ovarium yang belum berkembang dengan baik. Proses suksesi kelamin dari satu populasi hermaprodit protandri atau protogini terjadi pada individu yang berbeda baik menurut ukuran atau umur, tetapi merupakan suatu proses yang beriring. Pada ikan Gobi didapatkan setelah suksesi itu satu proses yang kembali kepada keadaan fase yang pertama.

4.2 Gonokhorisme
Selain hermaproditisme, pada ikan terdapat juga Gonokhorisme, yaitu kondisi seksual berganda yaitu pada ikan bertahap juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan atau betinanya. Gonad tersebut kemudian berkembang menjadi semacam ovarium, setelah itu setengah dari individu ikanikan itu gonadnya menjadi ovarium (menjadi ikan betina) dan setengahnya lagi menjadi testis (menjadi ikan jantan). Gonokhoris yang demikian dinamakan gonokhoris yang “tidak berdiferensiasi:, yaitu keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi interseks yang spontan. Misalnya Anguilla anguilla dan Salmo gairdneri irideus adalah gonokhoris yang tidak berdiferensiasi. Ikan gonokhorisme yang “berdiferensiasi” sejak dari mudanya sudah ada perbedaan antara jantan dan betina yang sifatnya tetap sejak dari kecil sampai dewasa, sehingga tidak terdapat spesies yang interseks.



4.3 Sifat Seksual Primer Dan Sekunder
a. Sifat Seksual Primer
Sifat seksual primer pada ikan tandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan.
►Ciri seksual primer:
- Alat/organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi
Contoh:
► Testes dan salurannya pd ikan jantan
►Ovarium dan salurannya pd ikan betina


b. Sifat Seksualitas Sekunder
Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Satu spesies ikan yang mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina dengan jelas, maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme. Namun, apabila satu spesies ikan dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna, maka ikan itu bersifat seksual dikromatisme. Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dari pada ikan betina.
Pada dasarnya sifat seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a) Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu musim pemijahan saja. Misalnya “ovipositor”, ikan Rhodeus amarus yaitu alat yang dipakai untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam jerawat di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan susunan yang khas pada spesies tertentu bisa dipakai untuk tanda menentukan spesies, contohnya ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus atromaculatus jantan.


b) Sifat seksual sekunder yang bersifat permanent atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium pada Gambusia affinis, clasper pada golongan ikan Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes, Beta dan ikan-ikan karang, ikan Photocornycus yang berparasit pada ikan betinanya dan sebagainya.


► Ciri seksual sekunder terdiri dari 2 jenis:
1. Tidak berhubungan dengan kegiatan reproduksi
Contoh:
► Bentuk tubuh (♀ lebih besar)
► Buncak pemijahan pd ikan ♂ minnow (Osmerus)
► Sirip ekor lebih panjang pd ♂ cinggir putri (Xiphophorus
helleri)
► Warna tubuh lebih cemerlang pd ♂ misal pada Lepomis
Humilis
Lepomis Humilis
Sirip ekor lebih panjang pd ♂ cinggir putri (Xiphophorus helleri)
2. Alat bantu pemijahan
Contoh:
► Gonopodium pd ♂ ikan seribu ( Lebistes reticulatus)
► Modifikasi sirip dada heteorchir pd ♂ Xenodexia untuk
memegang gonopodium pd kedudukannya shg memudahkan
masuk ke oviduct betina
► Sirip perut yg termodifikasi menjadi myxopterygium (clasper)
pada Elasmobranchii ♂ menjamin fertilisasi internal
► Tenaculum ( semacam clasper yg terdapat pd bagian atas
kepala) pd ikan Chimera ♂
► Ovipositor pd ikan Rhodes amarus dan Careproctus ♀

Biasanya tanda seksual sekunder itu terdapat positif pada ikan jantan saja. Apabila ikan jantan tadi dikastrasi (testisnya dihilangkan), bagian yang menjadi tanda seksual sekunder menghilang, tetapi pada ikan betina tidak menunjukkan sesuatu perubahan. Sebaliknya tanda bulatan hitan pada ikan Amia betina akan muncul pada bagian ekornya seperti ikan Amia jantan, bila ovariumnya dihilangkan. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari hormon yang dikeluarkan oleh testis mempunyai peranan pada tanda seksual sekunder, sedangkan tanda hitam pada ikan Amia menunjukkan bahwa hormon yang dikeluarkan oleh ikan betina menjadi penghalang timbulnya tanda bulatan hitam.


KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah ilakukan didalam makalah tentang seksualitas ikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina.
2. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma dan ikan betina ialah ikan mempunyai organ penghasil telur.
3. Satu individu ikan dikatakan hermaprodit apabila didalam tubuhnya terdapat jaringan ovarium (penentu individu betina) dan jaringan testes (penentu individu jantan).
4. Hermaprodit Sinkroni adalah apabila didalam gonad individu terdapat sel sex betina dan sel sex jantan yang masak secara bersamaan.
5. Hermaprodit Protandri adalah ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina.
6. Hermaprodit Protogini adalah ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dai fase betina ke fase jantan.
7. Gonokhorisme adalah kondisi seksual berganda dimana pada ikan fasen juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan dan betinanya.
8. Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yakni ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina dan testes dengan pembuluhnya pada ikan jantan.
9. Sifat seksual sekunder pada ikan ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina

5.2 Saran
Sifat penulisan ini masuh jauh dari kesempurnaan, sehingga diharapkan pada pemuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik supaya didapatkan data- data dan penulisan yang lengkap.


DAFTAR PUSTAKA



Anonymous. 2006. http://www.blogger.com/ELearning/Iktologi/Textbook/Cover%25
20Buku%20ajar%20(ikhtiologi).htm
Asep, Thea. 2009. SEKSUALITAS IKAN. http://ismantaraaquaculture.wordpress.com/2009/03/23/seksualitas-ikan/
Effendie, I, M, 1997. BIOLOGI PERIKANAN. Yayasan Pustaka Nusantara

Radit, 2008. REPRODUKSI IKAN.
http://shareaquaria.wordpress.com/2008/09/21/reproduksi-ikan/

Yudha, Indra Gumay.2009. REPRODUKSI. Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung. Bandar Lampuang.

5 komentar:

  1. wah terima kasih ya.. ini sangat membantu saya..

    BalasHapus
  2. wah brmnfaat bnget isix...
    lmyan bwat nmbah lteratur ank FPIK UB....
    ~pencarisenyum.blogspot.com~

    BalasHapus
  3. maaf mbk aku ikut ngopy ya :D
    terima kasih (Y)

    BalasHapus